Selasa, 27 Desember 2011

LAPORAN BISNIS

Kali ini saya akan membicarakan mengenai LAPORAN BISNIS, pengertian apa itu laporan bisnis, bagian-bagian dalam laporan bisnis, cara pengorganisasian laporan bisnis dan apa itu short and long form report.

PENGERTIAN LAPORAN BISNIS
Laporan bisnis adalah suatu laporan yang bersifat netral, memiliki tujuan yang jelas serta menyajikan fakta kepada seorang atau lebih dalam rangka mencapai tujuan bisnis tertentu.
Herta A. Murphy dan Herbert W. Hildebrandt dalam bukunya “ Efective Business Communications” mendefinisikan laporan bisnis (business report):        suatu laporan yang memiliki sifat netral, tidak memihak, memiliki tujuan yang jelas dan rencana penyajian fakta kepada seorang atau lebih untuk tujuan bisnis tertentu.
Suatu laporan dapat berbentuk tertulis ataupun lisan ataupun keduanya (lisan dan tertulis). Laporan tertulis biasanya mendahului penyajian secara lisan yang didasarkan pada dokumen tertulis.
Dalam bisnis, secara umum penulisan laporan digunakan untuk memenuhi berbagai keperluan antara lain:
a.      Untuk memantau dan mengendalikan operasi perusahaan; misalnya, laporan operasi, laporan kegiatan karyawan.
b.   Untuk membantu mengimplementasikan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan perusahaan; misalnya kebijakan penempatan karyawan.
c.      Untuk memenuhi persyaratan hukum dan peraturan yang berlaku bagi perusahaan; misalnya laporan pajak, laporan analisis dampak lingkungan, laporan ketenagakerjaan (perburuhan).
d.      Untuk mendokumentasikan kinerja, baik untuk kebutuhan internal maupun eksternal; misalnya laporan kinerja, laporan perkembangan kegiatan.
e.      Untuk menganalisis informasi dan memberikan masukan bagi pengambilan keputusan atas isu tertentu; misalnya laporan riset, laporan justifikasi.
f.       Untuk memperoleh sumber pendanaan dan membuka bisnis baru; misalnya proposal penjualan, proposal pengembangan produk baru.
         Selanjutnya, laporan bisnis dapat digolongkan ke dalam jenis sebagai berikut.
1.      Laporan menurut Fungsinya
Jenis laporan menurut fungsinya terdiri Laporan Informasional dan Laporan Analitis. Laporan informasional adalah laporan yang bersifat memberi informasi, menyajikan fakta – tanpa melakukan analisis, tanpa kesimpulan, dan tanpa memberi rekomendasi. Sedangkan, laporan analitis adalah laporan yang menyajikan fakta, menganalisis dan mengintrepertasikannya, kemudian menyimpulkan dan memberi rekomendasi. Beberapa contoh dari jenis ini adalah laporan kemajuan pekerjaan, laporan rekomendasi, proposal, dan sebagainya.
2.      Laporan menurut Subjeknya
Laporan menurut subjeknya adalah laporan yang didasarkan menurut departemen atau unit tempat laporan itu diperoleh. Contoh-contohnya adalah laporan akuntansi, laporan personalia, laporan produksi dan sebagainya.
3.      Laporan menurut Formalitasnya
Laporan jenis ini dapat dibedakan atas laporan formal atau laporan laporan panjang (pada umumnya lebih dari 10 halaman) dan laporan nonformal atau laporan singkat.
4.      Laporan menurut Keasliannya
Laporan yang terdiri dari laporan otoritas, laporan sukarela, laporan swasta, dan laporan publik. Laporan otoritas yang dibuat atas dasar permintaan atau kuasa dari orang lain; laporan sukarela disusun atas inisiatif dari pembuat laporan itu sendiri; laporan swasta adalah laporan yang dibuat oleh organisasi/perusahaan swasta; dan laporan publik disusun oleh lembaga/organisasi pemerintah atau lembaga yang dibiayai oleh negara.
5.      Laporan menurut Frekuensinya
Laporan menurut frekuensinya terdiri dari laporan berkala yaitu laporan yang disusun secara harian, mingguan, bulanan, semesteran, dan tahunan. Contoh, laporan penjualan harian; sedangkan laporan khusus merupakan laporan atas suatu kejadian yang unik (khusus) seperti munculnya krisis dalam suatu perusahaan.
6.      Laporan menurut Jenisnya
Laporan jenis terdiri dari laporan memorandum, laporan surat, laporan dalam bentuk cetakan, dan laporan panjang (laporan formal).
7.      Laporan menurut Kegiatan Projek
Laporan macam ini terdiri atas laporan pendahuluan, laporan perkembangan, dan laporan akhir.
8.      Laporan menurut Pelaksanaan Pertemuan
Yang termasuk ke dalam laporan jenis ini adalah agenda, resolusi, notulen, dan laporan pertemuan. Agenda adalah suatu dokumen yang ditulis sebelum suatu pertemuan berlangsung, dan biasanya terdiri dari jadwal pelaksanaan dan topik yang akan dibahas dalam pertemuan sehingga akan membantu peserta dalam mempersiapkan peserta. Resolusi merupakan laporan singkat yang secara formal berisi pengumuman hasil konsensus dalam suatu pertemuan. Notulen adalah laporan resmi dalam suatu pertemuan yang telah berlangsung yang mencakup semua hal yang terjadi dalam suatu pertemuan. Laporan pertemuan merupakan laporan resmi yang mencakup bahasan yang lebih luas dan berisi hasil pertemuan atau konfrensi penting.

BAGIAN UTAMA LAPORAN BISNIS
1.      Pendahuluan
         Dalam bagian pendahuluan ada 10 (sepuluh) hal yang perlu dipertimbangkan, yakni:
a.      Pemberi Kuasa, adalah individu/organisasi yang meminta laporan;
b.      Tata-letak, menginformasikan kepada pembaca tentang apa saja yang akan dibahas dalam laporan bisnis;
c.      Masalah, biasanya diformulasikan di awal pendahuluan sebelum maksud atau tujuan laporan bisnis dinyatakan;
d.      Maksud, merupakan poin penting dalam laporan bisnis;
e.      Ruang Lingkup, berhubungan dengan luas cakupan atau batas suatu pokok bahasan dalam sebuah laporan bisnis;
f.       Metodologi, mengacu pada metode pengumpulan informasi;
g.      Sumber-sumber, mencakup berbagai sumber yang kita gunakan dalam penyusunan laporan bisnis, baik sumber tertulis maupun sumber lisan;
h.      Latar Belakang, jika pembaca dianggap perlu mengetahui informasi yang ada dalam laporan bisnis itu maka latar belakang harus disampaikan;
i.       Definisi Istilah, jika kita menggunakan istilah yang memiliki beberapa penafsiran maka kita harus menjelaskan kepada pembaca definisi yang kita maksudkan.
j.       Keterbatasan, adalah keterbatasan dalam hal dana, waktu, ataupun data yang tersedia.
            Untuk laporan singkat, beberapa unsur tersebut dapat digabungkan menjadi satu atau dua paragraf dengan ataupun tanpa judul “Pendahuluan”. Bahkan dalam laporan berkala, judul pendahuluan dapat dihilangkan bila isi setiap periode sama dan pembaca telah mengetahuinya.
2.      Isi Laporan
         Bagian terpanjang dari suatu laporan bisnis adalah isi laporan. Dalam bagian ini, kita membahas dan mengembangkan hal-hal yang penting secara rinci. Di samping itu, bagian ini dapat membantu kita mencapai maksud penulisan laporan bisnis. Penulisan laporan bisnis yang baik, harus mencakup temuan fakta yang penting dan relevan.
3.      Penutup
         Bagian penutup berfungsi untuk merangkum laporan secara menyeluruh, dan untuk laporan analitis juga mengambil kesimpulan dan memberikan rekomendasi. Oleh karena itu, dalam Laporan Informasional bagian penutup ini dinamakan Rangkuman, sedangkan pada Laporan Analitis disebut Kesimpulan dan Rekomendasi. Hal-hal yang dipertimbangkan dalam bagian penutup adalah sebagai berikut:
a.      Rangkuman, berisi ringkasan pembahasan secara menyeluruh. Kadangkala hanya berisi poin-poin yang penting, kekuatan dan kelemahan, atau manfaat dan kerugian;
b.      Kesimpulan, berisi evaluasi secara ringkas fakta-fakta yang dibahas, tanpa memasukkan pendapat pribadi kita sebagai penulis;
c.      Rekomendasi, menyarankan suatu program tindakan yang didasarkan pada kesimpulan yang telah dibuat;
d.      Rencana Tindakan, merupakan pernyataan terakhir yang mencakup waktu pelaksanaan program, anggaran yang diperlukan, dan orang-orang yang bertanggung jawab terhadap program/projek yang akan dilaksanakan.

PENGORGANISASIAN ISI LAPORAN BISNIS
            Ada 2 (dua) cara yang dapat dipilih untuk digunakan dalam penyusunan isi laporan bisnis, yakni cara deduksi (cara langsung) dan cara induksi (cara tak langsung).
            Cara pertama: Cara deduksi atau cara langsung berarti menyampaikan ide pokok dan rekomendasi terlebih dahulu, setelah itu baru dijelaskan hal-hal yang rinci.
 Cara kedua: Cara induksi atau cara tak langsung, berarti kita menjelaskan fakta-fakta yang ada terlebih dahulu, baru kemudian kita memberikan ide pokok, kesimpulan, dan rekomendasi.

SHORT-FORM REPORT versus LONG-FORM REPORT
Short-form report atau laporan singkat biasanya terdiri dari maksimal lima halaman. Short-form report dapat digunakan baik untuk Laporan Informasional maupun Laporan Analitis.
            Secara umum, short-form report dalam dunia bisnis jarang yang dilengkapi dengan lembar halaman judul, kata pengantar, daftar isi, dan rangkuman atau abstrak. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya jumlah halaman dalam laporan singkat. Oleh karena itu, sebuah short-form report lebih menekankan pada tubuh atau isi suatu laporan yang meliputi pembuka, hasil temuan, bahasan, dan bagian penutup.
            Dalam memilih suatu format laporan, biasanya kita dihadapkan pada tiga pilihan, yaitu:
a.   Preprinted
b.   Surat
c.   Memo
Long-Form Report
            Secara fisik, hal yang membedakan Long-Form Report atau Laporan Panjang dengan Short-Form Report adalah bahwa jumlah halaman laporan panjang lebih banyak dibandingkan dengan jumlah halaman laporan singkat. 
            Dalam penyusunan sebuah Laporan Panjang biasanya ada beberapa poin yang harus lebih dicermati dibandingkan dengan penyusunan Laporan Singkat seperti perumusan masalah, outline untuk analisis, rencana kerja, penelitian, analisis data.

Semoga bermanfaat....  ^_^

Rabu, 26 Oktober 2011

Berkomunikasi Melalui Tulisan...

Hmmmm,,,sedih rasanya,,,,,, apabila yang sebenarnya kita maksudkan dalam tulisan kita, rupanya disalah artikan oleh pembaca. Padahal maksud kita bukan seperti yang di tangkap oleh pembaca tersebut. Hal seperti ini mungkin saja banyak kita jumpai di jejaring social, surat elektronik/e-mail dll.  Memang resiko bahasa tulisan salah satunya adalah adanya kesalahpahaman. Apa yang dimaksudkan oleh si penulis terkadang tak dipahami maksudnya secara sama oleh pembacanya.
Maka dari itu,, kali ini saya akan mencoba sharing mengenai komunikasi lewat tulisan.
Komunikasi tulisan adalah komunikasi yang di lakukan dengan perantaraan tulisan tanpa adanya pembicaraan secara langsung dengan menggunakan bahasa yang singkat, jelas, dan dapat dimengerti oleh penerima. Komunikasi tulisan dapat berupa surat-menyurat, sms,surat elektronik, dan lain sebagainya. 
Komunikasi tulisan juga dapat melalui naskah-naskah yang menyampaikan informasi untuk masyarakat umum dengan isi naskah yang kompleks dan lengkap seperti surat kabar, majalah, buku-buku dan foto pun dapat menyampaikan suatu komunikasi secara lisan namun tanpa kata-kata. Begitu pula dengan spanduk, iklan, dan lain sebagainya. 

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menjadi komunikator yang lebih efektif melalui kata-kata tertulis.
1.      Rencana ke depan
Sebelum Anda menulis apapun yang Anda perlu melakukan beberapa hal pertama. Ini mencakup pemahaman penonton bahwa Anda akan menulis ke. Misalnya, jika Anda mengirim laporan kepada Managing Director gaya Anda akan berbeda untuk menulis email ke sekretaris Anda tentang pemesanan berjuang untuk perjalanan bisnis berikutnya. Oleh karena itu, penting bahwa Anda memahami audiens target Anda. Hal penting lainnya adalah menentukan tujuan utama mengapa Anda menulis dan hasil yang Anda inginkan. Klarifikasi ini akan membantu Anda menulis lebih jelas dan dengan tujuan.

 
2.      Mendapatkan hak struktur
Sekali Anda telah mengidentifikasi para penonton yang menulis dan pasti tujuan kemudian, datang dengan daftar poin utama yang ingin Anda sampaikan. Jika Anda memerlukan bantuan dengan ini maka, dapat membantu untuk mendapatkan pendapat kedua.
3.      Informal gaya penulisan
Cara Anda menulis dapat memiliki pengaruh yang besar pada seberapa baik pesan Anda akan dipahami. Hal ini tidak dianjurkan untuk menulis dalam gaya yang sangat formal menggunakan kata-kata yang rumit dan tidak perlu mengisi halaman dengan bulu. Ingat kejelasan adalah kuncinya. Oleh karena itu, menulis dalam gaya yang lebih kasual kurang informal seolah-olah Anda sedang berbicara dengan wajah orang dengan muka. Ketika saya maksudkan santai itu tidak berarti bahwa Anda memasukkan lelucon atau kata-kata slang.
4.      Jadilah Singkat
Kemajuan dalam teknologi telah menciptakan longsoran salju informasi bagi manajer untuk menangani. Oleh karena itu, kerangka waktu bahwa orang dapat menangani setiap komunikasi semakin pendek dan lebih pendek. Karena itu, Anda harus menulis sampai ke titik dengan cepat dengan menjadi ringkas.
Ketika menjelaskan penggunaan titik atau masalah sebagai beberapa kata mungkin tetapi membuat setiap jumlah kata. Jangan termasuk kata-kata hanya untuk mengisi halaman seperti ini akan membuatnya kurang jelas. Jangan ulangi kalimat, atau poin. Jaga paragraf pendek Anda untuk sekitar 3 kalimat per paragraf.
5.      Kesederhanaan
Hal ini sangat menggoda untuk lebih mempersulit hal terutama ketika datang untuk menulis. Kami ingin terkesan dengan menggunakan kata-kata indah Namun, dengan mencoba untuk mengesankan kita kehilangan efektivitas mendapatkan pesan kami di.
6.      Tulis ulang sampai sempurna
Sangat sedikit orang dapat menulis sepotong sempurna di draft pertama. Draft pertama harus digunakan untuk mendapatkan pikiran utama Anda di atas kertas dan tidak berhenti sampai Anda selesai. Draft kedua harus digunakan untuk mengedit dan menambahkan struktur. Tergantung pada jenis komunikasi banyak konsep mungkin harus ditulis untuk melakukannya dengan benar. Disarankan bahwa penulis telah itu bukti dibaca oleh sepasang mata segar. Anda perlu untuk memeriksa ejaan, tata bahasa dan untuk memastikan mengalir lancar.
7.      Write dengan pola pikir positif
Hal ini sangat penting untuk menyampaikan pesan Anda dalam cara yang positif. Bahkan jika berita buruk anda harus mencari cara untuk menulis itu dengan sikap positif.
  Berikut ini ada beberapa kelemahan dan keuntungan melakukan komunikasi melalui tulisan,
Keuntungan berkomunikasi melalui tulisan, yaitu:        
1.      Susunan tatabahasa dan struktur kalimat dapat disempurnakan.      
2.      Hasil karya tulis dapat diteliti ulang untuk lebih disempurnakan.     
3.      Pembahasan dan sistematika berfikir, alur berfikir dapat dikaji ulang sehingga lebih sempurna dan sistematis.           
4.      Memiliki nilai dokumenter yang cukup tinggi, karena dapat dibaca ulang.  
5.      Dapat menyebarluaskan informasi dan mudah diperoleh semua diperoleh semua orang.

Kelemahan komunikasi dalam bentuk tulisan, yaitu:
1.      Tidak semua orang mampu memahami isi pemikiran, karena hal ini memerlukan wawasan pengetahuan yang luas untuk mencernanya.
2.      Jarak komunikasi dan psikologis antara penulis denganpembaca masih terlalu jauh atau lebar, karena penulis dan pembaca tidak berkomunikasi secara langsung.

Rabu, 22 Juni 2011

METODE DASAR DAN MACAM PENELITIAN



Penelitian adalah pekerjaan ilmiah yang bermaksud mengungkapkan rahasia ilmu secara obyektif, dengan dibentengi bukti-bukti yang lengkap dan kokoh.

Pengertian masalah penelitian yang dapat diangkat untuk diteliti secara ilmiah memiliki unsur-unsur sebagai berikut:
  1. Masalah penelitian harus tampak dan dirasakan sebagai suatu tantangan bagi peneliti untuk dipecahkan dengan mempergunakan keahlian atau kemampuan profesionalnya .
  2. Masalah penelitian merupakan kondisi yang menunjukkan kesenjangan (gap) antara peristiwa atau keadaan nyata (das sain) dengan tolok ukur tertentu (das sollen) sebagai kondisi ideal atau seharusnya bagi peristiwa atau keadaan tertentu.
  3. Masalah penelitian adalah keraguan yang timbul terhadap suatu peristiwa atau keadaan tertentu berupa kesangsian tentang tingkat kebenarannya suatu peristiwa atau keadaan

Untuk membantu peneliti muda dalam usaha mennyeleksi dan merumuskan masalah dan sub-masalah yang patut dibahas secara ilmiah ada beberapa kriteria yang perlu mendapat perhatian :
  1. Masalah penelitian harus dipilih yang berguna untuk diungkapkan.
  2. Masalah yang dipilih harus relevan dengan kemampuan atau keahlian peneliti.
  3. Masalah penelitian harus menarik perhatian untuk diungkapkan.
  4. Masalah penelitian sedapat mungkin menghasilkan sesuatu yang baru.
  5. Masalah penelitian harus dipilih yang dapat dihimpun datanya secara lengkap dan obyektif.
  6. Masalah penelitian tidak boleh terlalu luas, tetapi juga tidak boleh terlalu sempit

Ada dua pendekatan untuk memperoleh kebenaran :
  1. Pendekatan non ilmiah
  • akal sehat
  • prasangka
  • intuisi
  • penemuan kebetulan dan coba-coba
  • pendapat otoritas ilmiah dan pikiran kritis

  1. Pendekatan ilmiah
Dengan pendekatan ilmiah orang berusaha untuk memperoleh kebenaran ilmiah, yaitu pengetahuan benar yang kebenarannya terbuka untuk diuji oleh siapa saja yang berkehendak untuk mengujinya

Metode Dasar dan Macam Penelitian
Penelitian Historis, bertujuan membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan obyektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasikan, serta mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat.
Penelitian Deskriptif, bertujuan membuat pencandraan (deskripsi) secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.
Penelitian Perkembangan, bertujuan menyelidiki pola dan perurutan pertumbuhan dan/atau perubahan sebagai fungsi waktu.
Penelitian Kasus dan Penelitian Lapangan, bertujuan mempelajari secara intensif latar belakang dan keadaan sekarang (termasuk interaksinya) suatu unit sosial.
Penelitian Korelasional, bertujuan mendeteksi sejauh mana variasi-varisasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan koefisien korelasi.
Penelitian Kausal Komparatif, bertujuan menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan cara : berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang ada, mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu.
Penelitian Eksperimental Sungguhan, bertujuan menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab-akibat dengan cara mengenakan satu atau lebih kondisi perlakuan kepada satu atau lebih eksperimental dan memperbandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan itu.
Penelitian Eksperimental Semu, bertujuan memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasikan semua variabel yang relevan
Penelitian Tindakan, bertujuan mengembangkan keterampilan-keterampilan baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual lain.

Rencana Penelitian
Untuk melakukan observasi dengan tujuan tertentu atau suatu penelitian jelas diperlukan suatu rencana kegiatan yang terinci, yang umum disebut rencana atau proposal penelitian. Suatu rencana penelitian pada umumnya memuat pembahasan tentang sub-pokok bahasan sbb:
  • Latar belakang
Pada dasarnya latar belakang menjelaskan apa sebab penelitian dilakukan. Akan tetapi dianjurkan, pembahasannya disertai dengan hasil penelitian terkait yang telah dilakukan sendiri maupun oleh peneliti lain. Selanjutnya dapat dikemukakan perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang lain.
Latar belakang yang baik atau sempurna akan sangat menunjang penentuan permasalahan yang akan dikemukakan. Menentukan atau mendefinisikan permasalahan dipandang merupakan bagian yang terpenting dalam menyusun rencana penelitian. Permasalahan pada umumnya dikemukakan dengan kalimat bentuk pertanyaan, tetapi tidak merupakan keharusan.
  • Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dapat dibedakan antara tujuan umum dan tujuan khusus. Secara sederhana tujuan suatu penelitian merupakan jawaban atau hasil pemecahan masalah yang dikemukakan
  • Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu argumen yang akan diuji kebenarannya dimana tidak setiap penelitian harus menuliskan hipotesisnya. Dalam bidang teknik sering kali hipotesis ini dimasukkan dalam tinjauan pustaka atau studi literatur apabila sudah ada sebelumnya atau jika itu merupakan perbaikan atau modifikasi dapat kita kemukakan terlebih dahulu.
  • Metode Pengumpulan Data
Dalam bagian ini dikemukakan antara lain populasi, sampel dan cara pemilihannya, ukuran sampel, variabel dan instrumen yang akan digunakan. Jika menggunakan data sekunder atau primer yang dikumpulkan oleh peneliti lain atau lembaga tertentu, hal-hal tersebut juga dikemukakan
  • Metode Analisis
Banyak sekali metode yang digunakan, berdasar pengalaman sering digunakan metode analitis statistika, yang merupakan perhitungan-perhitungan matematis untuk melihat kecenderungan suatu obyek penelitian. Ditinjau dari variabel yang diteliti dapat juga digunakan metode analisis multivariat yang menghubung-hubungkan proses antara berbagai variabel.


Bentuk Pengamatan
Dengan memperhatikan perbedaan cara pengamatan atau bentuk observasi yang dilakukan, penelitian dapat dibedakan dalam kelompok sebagai berikut:
  • Eksperimen yaitu eksperimen laboratorium dan eksperimen alamiah
Pada dasarnya eksperimen dilakukan untuk mempelajari bagaimana pengaruh sebuah perlakuan atau lebih terhadap variabel respon yang diperhatikan . Misal pengaruh unsur silikon terhadap besi cor kelabu (laboratorium), pengaruh pupuk atau obat tertentu pada hasil padi (alami/laboratorium) dan pengaruh penggunaan ganja terhadap masyarakat (alami)
  • Penelitian Survei
Penelitian survei selalu dikaitkan dengan sampel, sehingga penelitian survai (survey research) juga disebut sampel survei. Misalnya, untuk mempelajari kadar pencemaran sungai dan perilaku penympangan seksual pada mahasiswa diambil sampel yang selalu merupakan bagian yang sangat kecil dari air sungai dan para mahasiswa yang ingin dipelajari.
  • Penelitian Partisipasi
Dalam penelitian semacam ini, si peneliti melakukan pengamatan atau observasi dengan berada di wilayah atau lingkungan yang diteliti sehingga proses dan peristiwa yang ada dapat dipelajari.
Pada umumnya penelitian ini digunakan untuk penelitian bidang sosial, berkaitan dengan kegiatan ini kedudukan pengamat dapat berstatus sebagai :
  1. peserta penuh (complete participant)
  2. peserta sebagai pengamat (participant-as-observer)
  3. pengamat sebagai peserta (observer-as-participant)
  4. pengamat penuh (complete observer)
  • Penelitian Kepustakaan
Yang dimaksud penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan hanya berdasarkan atas karya tertulis, termasuk hasil penelitian baik yang telah maupun yang belum dipublikasikan. Contoh-contoh penelitian semacam ini adalah penelitian sejarah, berbagai penemuan rumus-rumus dibidang matematika dan statiska, dan lain sebagainya.

Sumber Kesalahan dalam Rencana Penelitian
Isaac dan Michael (1981) mengemukakan 8 (delapan) macam kesalahan dalam rencana penelitian sebagai berikut :
  1. Surrogate information error, variasi / perbedaan antara data atau informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan dengan data yang dipikirkan atau diperhatikan si peneliti.
  2. Measurement error, perbedaan antara informasi / data yang dipikirkan oleh si peneliti dengan data yang dihasilkan oleh proses pengukuran.
  3. Experimental error, perbedaan antara pengaruh sebenarnya dari variabel bebas (faktor eksperimen) dengan pengaruh yang nampak atau diberikan sebagai hasil analisis.
  4. Population specification error, perbedaan antara populasi yang diperlukan untuk memberikan informasi dengan populasi yang diperhatikan oleh si peneliti.
  5. Frame error, perbedaan antara populasi yang dinyatakan atau didefinisikan oleh si peneliti dengan daftar unit atau anggota populasi yang dipakai.
  6. Sampling error, perbedaan antara sampel representatif dengan sampel yang diperoleh dengan memakai metode pemilihan sampel probabilitas .
  7. Selection error, perbedaan antara sampel representatif dengan sampel yang diperoleh dengan memakai metode pemilihan nonprobabilitas.
  8. Nonresponse error, perbedaan antara sampel yang terpilih dengan sampel yang sebenarnya direncanakan dalam penelitian.

Validitas dan Reliabilitas
Istilah validitas (validity) dipakai berkaitan dengan hasil pengukuran atau pengamatan, sedang istilah reliabilitas (reliability) dipakai berkaitan dengan alat yang dipakai untuk melakukan pengukuran (alat ukur atau instrumen pengumpulan data). Validitas atau tingkat ketepatan adalah tingkat kemampuan instrumen penelitian untuk mengungkapkan data sesuai dengan masalah yang hendak diungkapkannya. Dari sudut instrumen, pengukuran adalah kemampuan instrumen penelitian untuk mengukur apa yang hendak diukur secara tepat dan benar. Validitas berarti juga bahwa instrumen penelitian merupakan bukti kemampuannya dalam mengungkapkan sesuatu atau yang diukur atau diamati oleh peneliti, sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada dalam kenyataan.

Reliabilitas atau tingkat ketetapan (consistency atau keajegan) adalah tingkat kemampuan instrumen penelitian untuk mengumpulkan data secara tetap dari sekelompok sampel. Instrumen yang memiliki tingkat reliabilitas tinggi cenderung menghasilkan data yang sama tentang suatu variabel atau unsur-unsurnya, jika diulangi pada waktu yang berbeda pada kelompok sampel yang sama

Setiap pengukuran atau deretan pengukuran dapat termasuk dalam klasifikasi :
  1. neither valid nor reliable (tidak valid dan tidak reliabel)
  2. valid but not reliable (valid tetapi tidak reliabel)
  3. reliable but not valid (reliabel tetapi tidak valid)
  4. valid and reliable (valid dan reliabel)

Dalam hal ini kita menyadari bahwa alat ukur dan hasil pengukuran berkaitan atau merupakan satu kesatuan, sehingga kriteria validitas dan reliabilitas tidak dapat berdiri sendiri. Dan, kita selalu berusaha untuk membuat atau memakai alat ukur yang terpecaya (reliable) dengan hasil pengukuran yang valid.  

Selasa, 21 Juni 2011

ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Kali ini saya akan menulis tentang “ Etika Bisnis Dalam Berbagai Perspektif ”. Diawal saya akan sedikit membahas dulu mengenai Etika Bisnis. Dari berbagai sumber yang saya dapatkan, ternyata masalah penerapan etika perusahaan yang lebih intensif masih belum dilakukan dan digerakan secara nyata di Indonesia. Praktek penerapan etika bisnis yang paling sering kita jumpai pada umunya diwujudkan dalam bentuk buku saku “code of conducts” atau kode etik dimasing-masing perusahaan. Hal ini barulah merupakan tahap awal dari praktek etika bisnis yakni mengkodifikasi-kan nilai-nilai yang terkandung dalam etika bisnis bersama-sama corporate-culture atau budaya perusahaan, kedalam suatu bentuk pernyataan tertulis dari perusahaan untuk dilakukan dan tidak dilakukan oleh manajemen dan karyawan dalam melakukan kegiatan bisnis.

Mengapa etika bisnis dalam perusahaan terasa sangat penting saat ini? Hal tersebut untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, untuk itu diperlukan suatu landasan yang kokoh. Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekwen.

Pembicaraan mengenai “etika bisnis” di sebagian besar paradigma pemikiran pebisnis terasa bertentangan dalam dirinya sendiri, mana mungkin ada bisnis yang bersih, bukankah setiap orang yang berani memasuki wilayah bisnis berarti ia harus berani (paling tidak) “bertangan kotor”. Orang boleh saja berbeda pendapat mengenai kondisi moral lingkungan bisnis tertentu dari waktu ke waktu. Tetapi agaknya kontroversi ini bukanya berkembang ke arah yang produktif, tapi malah semakin menjurus ke suasana debat kusir. Wacana tentang nilai-nilai moral (keagamaan) tertentu ikut berperan dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat tertentu, telah banyak digulirkan dalam masyarakat ekonomi sejak memasauki abad modern.

Menarik untuk di soroti adalah bagaimana dan adakah konsep Islam yang menawarkan etika bisnis bagi pendorong bangkitnya roda ekonomi. Filosofi dasar yang menjadi catatan penting bagi bisnis Islami adalah bahwa, dalam setiap gerak langkah kehidupan manusia adalah konsepi hubungan manusia dengan mansuia, lingkungannya serta manusai dengan Tuhan (Hablum minallah dan hablum minannas). Dalam ekonomi Islam, bisnis dan etika tidak harus dipandang sebagai dua hal yang bertentangan, hal ini karena bisnis yang merupakan symbol dari urusan duniawi juga dianggap sebagai bagian integral dari hal-hal yang bersifat investasi akherat. Artinya, jika oreientasi bisnis dan upaya investasi akhirat (diniatkan sebagai ibadah dan merupakan totalitas kepatuhan kepada Tuhan), maka bisnis dengan sendirinya harus sejalan dengan kaidah-kaidah moral yang berlandaskan keimanan kepada akhirat.

Nabi SAW bersabda :
“Barangsiapa yang menginginkan dunia, maka hendaknya dia berilmu, dan barangsiapa yang menginginkan akhirat maka hendaknya dia berilmu, dan barangsiapa yang menghendaki keduanya maka hendaknya dia berilmu.”

Pernyataan Nabi tersebut mengisaratkan dan mengafirmasikan bahwa dismping persoalan etika yang menjadi tumpuan kesuksesan dalam bisnis juga ada faktor lain yang tidak kalah pentingnya, yaitu skill dan pengetahuantentang etika itu sendiri.


Logika ekonomi di negara China, dalam sebuah penelitian yang dilakukan pengamat Islam, bahwa tidak semua pengusaha China perantauan mempunyai hubungan pribadi dengan pejabat pemerintah yang berpeluang KKN, pada kenyataannya ini malah mendorong mereka untuk bekerja lebih keras lagi untuk menjalankan bisnisnya secara professional dan etis, sebab tak ada yang bisa diharapkan kecuali dengan itu, itulah sebabnya barangkali kenapa perusahaan-perusahaan besar yang dahulunya tidak punya skil khusus, kini memiliki kekuatan manajemen dan prospek yang lebih tangguh dengan dasar komitmen pada akar etika yang dibangunnya.



Dalam kehidupan ini setiap manusia memang seringkali mengalami ketegangan atau dilema etis antara harus memilih keputusan etis dan keputusan bisnis sempit semata sesuai dengan lingkup dan peran tanggung jawabnya, tetapi jika kita percaya Sabda Nabi SAW, atau logika ekonomi, maka percayalah, jika kita memilih keputusan etis maka pada hakikatnya kita juga sedang meraih bisnis.

Sabtu, 04 Juni 2011

UNIT LINKED DAN SYARIAH



Hidup tidak lepas dari yang namanya risiko,dan faktor risiko merupakan sesuatu yang pasti terjadi. Berawal dari kita tidur, bangun tidur hingga kita beraktifitas secara rutin setiap hari. Ada beberapa contoh resiko yang dapat terjadi, diantaranya resiko kecelakaan, kehilangan aset atau harta, resiko sakit, cacat total hingga resiko kehilangan jiwa atau meninggal. Dan kita tidak pernah tahu kapan risiko-risiko tersebut akan terjadi, maka dari itu kita diwajibkan melakukan manajeman pengelolaan risiko yang baik yaitu dengan memindahkan risiko kepada pihak lain (dalam hal ini perusahaan asuransi) yang merupakan salah satu cara yang efektif.

Indonesia merupakan negara dimana mayoritas penduduknya beragama Islam. Dan saat ini di Indonesia banyak berkembang produk-produk yang mengacu pada prinsip syariah. Dunia perbankan merupakan dunia bisnis yang pertama kali menerapkan prinsip syariah, yang kini merembet ke bidang bisnis lainnya, termasuk bisnis Asuransi.
Berdasarkan sumber yang saya baca, "Asuransi Syariah", merupakan asuransi yang berbasis syariah (menganut prinsip-prinsip syariah) dalam penerapan dan sistem kerjanya. Ada beberapa perbedaan mendasar yang membedakan antara asuransi syariah dengan asuransi konvensional, antara lain :
  • Akad (perjanjian), pada asuransi syariah berdasarkan tolong menolong. Sedangkan asuransi konvensional berdasarkan jual beli.
  • Kepemilikan dana, pada asuransi syariah merupakan hak peserta, perusahaan hanya sebagai pemegang amanah untuk mengelolanya. Sedangkan pada asuransi konvensional, dana yang terkumpul dari nasabah (premi) menjadi milik perusahaan, sehingga perusahaan bebas menentukan alokasi investasinya.
  • Investasi dana, pada asuransi syariah berdasarkan bagi hasil (mudharabah). Sedangkan pada asuransi konvensional memakai bunga (riba) sebagai landasan perhitungan investasinya.
  • Asuransi syariah tidak mengenal dana hangus dalam mekanismenya, jika pada masa kontrak peserta tidak dapat melanjutkan pembayaran premi dan ingin mengundurkan diri sebelum masa reversing period, maka dana yang dimasukkan dapat diambil kembali, kecuali sebagian dana kecil yang telah diniatkan untuk tabarru (sumbangan/derma). Sedangkan Asuransi konvensional menerapkan kebijakan dana hangus bagi mereka yang tidak mampu melanjutkan.pembayaran premi.
  • Pembayaran klaim, pada asuransi syariah diambil dari dana tabarru (dana kebajikan) seluruh peserta yang sejak awal telah diikhlaskan bahwa ada penyisihan dana yang akan dipakai sebagai dana tolong menolong di antara peserta bila terjadi musibah. Sedangkan pada asuransi konvensional pembayaran klaim diambilkan dari rekening dana perusahaan.
  • Pada asuransi syariah, pembagian keuntungan dibagi berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah) antara perusahaan dengan peserta asuransi, sesuai dengan proporsi yang telah ditentukan. Sedangkan pada asuransi konvensional seluruh keuntungan menjadi hak milik perusahaan.
  • Pada Asuransi syariah memiliki Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang bertugas untuk mengawasi pengelolaan dana investasi dan produk yang dipasarkan. Sedangkan pada asuransi konvensional tidak ditemukan Dewan Pengawas Syariah.

Produk unit linked sebenarnya tidak beda jauh dengan produk gabungan konvensional, yaitu gabungan antara penutupan risiko dengan tabungan. Hanya saja, jika dalam produk gabungan konvensional faktor tabungan biasanya berbunga tetap yang dijamin oleh perusahaan asuransi. Artinya, faktor risiko fluktuasi bunga pasar berada pada perusahaan asuransi. Sedangkan unit linked merupakan gabungan antara cover risiko (proteksi) dengan investasi yang dikaitkan dengan satu atau sejumlah instrumen tertentu seperti deposito, obligasi, saham, atau gabungan dari instrumen tersebut. Sehingga pemegang polis memiliki kesempatan untuk mendapatkan hasil investasi yang lebih tinggi dibanding hasil investasi produk konvensional. Namun pada saat yang sama pemegang polis juga menghadapi risiko jatuhnya return-misalnya karena turunnya suku bunga, indeks atau nilai aktiva bersih reksadana.

Ada dua jenis dari polis unit linked yaitu:
  1. Polis unit linked premi tunggal, dimana sejumlah premi dibayar oleh tertanggung terlebih dahulu sebelum proteksi asuransi dimulai. Hal ini dimaksudkan untuk tabungan jangka panjang dan investasi.
  2. Polis unit linked premi berkala, dimana premi dibayar secara berkala dalam jangka waktu tetap.

Ada biaya-biaya yang dibebankan kepada nasabah dari unit linked yakni Biaya Administrasi, Biaya Pengelolaan Investasi dan Biaya Akuisisi, biaya-biaya tersebut merupakan beban tambahan diluar Biaya Asuransi (biaya mortalita yang besarnya tergantung jenis kelamin, usia masuk serta besarnya Uang Pertanggungan, kondisi kesehatan pemegang polis juga turut mempengaruhi besarnya biaya ini), Berikut ini adalah penjelasan biaya pada unit link:
  1. Biaya Administrasi
    Biaya ini akan terus dibebankan selama berlakunya asuransi.
  2. Biaya Alokasi Premi
    Perusahaan asuransi yang membebankan biaya ini di muka sebelum dan setiap dana masuk ke dalam porsi investasi. Biaya ini umumnya sebesar 5% dari dana yang diinvestasikan dan ada juga yang menggunakan metode bid-offer price yaitu dana yang masuk akan dibagi dengan harga jual (offer price) serta dana yang keluar atau ditarik oleh nasabah akan dikali dengan harga beli (bid price). Selisih dari bid-offer price biasanya sebesar 5% (umumnya dihitung dari offer price). Bagi nasabah yang ingin menarik investasinya dari unit link yang menggunakan metode bid-offer price mutlak harus menghitung tingkat pertumbuhan yang sedang terjadi sejak dana tersebut masuk, dikurangi selisih bid-offer price.
  3. Biaya Alokasi Premi (Khusus Unit Link Regular)
    Selain biaya diatas, biaya alokasi premi lain masih dibebankan di 5 tahun pertama dengan kisaran hingga 100% dari premi terbayar setelah dipotong Biaya Asuransi di awal tahun pertama, kisaran biaya ini akan turun secara berkala hingga 0% di awal tahun ke 6 masa polis berjalan.
  4. Biaya Pengelolaan Investasi
    Perusahaan asuransi juga membebankan Biaya Pengelolaan Investasi oleh Manajer Investasi yang besarnya bervariasi antara 0.5% - 3% pertahun dan sudah diperhitungkan dalam harga unit. Tingkat biaya ini tergantung dari jenis investasi yang dipilih oleh nasabah (reksa dana pendapatan tetap, saham atau campuran), besarnya dana yang dikelola, serta keuntungan yang diinginkan oleh perusahaan asuransi jiwa.
  5. Biaya Unit Link Premi Tunggal
    Pada pembayaran premi tunggal atau single premium (yaitu pembayaran premi hanya satu kali dan tidak ada kewajiban pembayaran di tahun berikut namun jika ingin menambah porsi investasi diperbolehkan), polis jenis ini juga membebankan biaya seperti Biaya Akuisisi yang besarnya tetap biasanya sebesar 5% dari jumlah Premi Tunggal dan atau dana yang di Top Up (ditambahkan), Biaya Administrasi untuk menutup biaya awal polis kisaran sebesar Rp 240.000,- hingga Rp 300.000,- biasanya dikenakan di tahun pertama. Uang Pertanggungan yang dijamin adalah sebesar 150% dari investasi awal, jika tidak ada penarikan dana di kemudian hari oleh nasabah. Namun apabila terjadi penarikan dana dikemudian hari, Uang Pertanggungan akan berkurang.

    Sejalan dengan lamanya waktu investasi, bila pertumbuhan dana investasi telah melebihi Uang Pertanggungan maka jika terjadi risiko kematian, manfaat yang didapat oleh ahli waris sebesar nilai investasi. Sebaliknya, jika nilai investasi ternyata lebih kecil dari Uang Pertanggungan maka manfaat yang didapat ahli waris adalah sebesar Uang Pertanggungan, dengan catatan jika perkembangan nilai investasi tidak lebih kecil dari biaya-biaya yang telah disebutkan diatas.

Sabtu, 14 Mei 2011

RISK MANAGEMENT




Untuk tugas minggu pertama setelah kemarin UTS saya diharuskan nge-Blogg lagi, kali ini tulisan saya mengenai “Risk Management”.Dari referensi, di buku LA pada chapter 10 dan Modul 1 bab 7, di jelaskan bahwa tujuan dari manajemen risiko pada perencanaan keuangan adalah untuk mengidentifikasi resiko yang dapat menciptakan hambatan untuk mencapai tujuan atau mencapai tujuan dengan pengelolaan yang lebih efektif.

Teori manajemen risiko dapat dianggap sebagai pembelajaran tentang metode untuk mengendalikan risiko portofolio, dimana tidak ada konsolidasi aktiva atau teknik lainnya yang benar-benar dapat menghilangkan suatu resiko dalam portofolio kita. Mungkin kesulitan terbesar untuk melakukannya adalah kurangnya perlindungan penuh untuk penghasilan yang terkait dengan pekerjaan seumur hidup. Produk dengan korelasi negatif dengan aset manusia, seperti asuransi, asuransi pengangguran tersedia namun tidak mengendalikan semua risiko yang dikenakan pada seorang pekerja. Selain itu, kita tidak bisa menutup risiko pasar umum misalnya, risiko keruntuhan hama atau ekonomi atau saham.

Setiap orang pasti terkena risiko dalam semua aspek kehidupan mereka. Manajemen risiko dalam hal ini dapat menjadi sebuah proses yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengendalikan risiko sehingga kita dapat mencapai tujuan individu. Perhatikan bahwa dengan menggunakan kontrol kata. Seperti yang kita katakan, kita tidak bisa berharap untuk menghilangkan resiko sama sekali, kita hanya bisa mencoba untuk menjaga risiko dalam rentang yang dapat diterima yang berdampak pada beberapa kehidupan.

Manajemen risiko diatur oleh proses yang berfokus pada hal praktis dengan rincian yang lebih tepat. Anggota rumah tangga mungkin bertanggung jawab untuk prosedur tertentu seperti memperoleh polis asuransi yang diperlukan, tetapi tidak semua orang menerapkan manajemen resiko, bahkan ketika mereka telah membuatnya. Enam langkah dari proses ini sebagai berikut:
  1. Develop Objectives, Tujuan menentukan cakupan proses manajemen risiko
  2. Establish Exposures, Setiap barang rumah tangga memiliki resiko sendiri.
  3. Identify Available Risk Management Tools, Ada banyak teknik yang tersedia bagi kita dalam mengelola risiko rumahtangga secara keseluruhan. Teknik dasar dalam pengelolaan risiko antara lain: Menghindari risiko. Mengurangi risiko. Mengurangi potensi kerugian. Simpan risiko. Diversifikasi. Risiko transfer. Pembagian risiko. manajemen risiko Metode lain.
  4. Match Appropriate Risk Management Tools to Exposure, Dalam menentukan alat yang tepat untuk manajemen risiko global, sejumlah faktor harus diperhitungkan. Berikut kategori dan alat yang digunakan dalam menajemen resiko:
  1. Human-Related Asset, yang melipputi resiko:
    • Longevity-premature death
    • Longevity-extended life
    • Health and disability
    • Macro-and micro economic risk
  2. Real Assets
  3. Financial Assets
  4. Liabilities
    • Financial liabilities
    • Intangible liabilities
  1. Implement, Kadang-kadang kita mengalami kesulitan dalam menerapkan strategi manajemen risiko. Keterlambatan dalam memulai praktek baru atau membeli polis asuransi pribadi. Mengatur rencana implementasi dengan tanggal yang spesifik untuk menyelesaikan tugas-tugas yang dapat membantu.
  2. Review, Manajemen risiko dapat berubah. Misalnya, kebijakan barang rumah tangga dapat menjadi tidak memadai dari waktu ke waktu karena inflasi dan akuisisi baru. Ini adalah ide yang baik untuk meninjau pameran setidaknya setahun sekali.
Asuransi adalah suatu pelimpahan resiko, jadi Asuransi jiwa adalah proteksi pendapatan terhadap adanya resiko atas kerugian keuangan oleh pihak tertanggung kepada pihak penanggung. Resiko tersebut merupakan kerugian keuangan sebagai akibat hilangnya jiwa karena mencapai umur tua sehingga tidak produktif lagi.
Peranan asuransi jiwa dalam kehidupan seseorang ada dua, yang pertama adalah untuk memastikan masa depan dan yang ke dua untuk menanggulangi risiko hidup dan kebutuhan. Asuransi jiwa sangat dibutuhkan karena adanya dua risiko utama yang senantiasa mengancam kehidupan manusia, yaitu:
  1. Meninggal terlalu cepat, ada 6 macam kebutuhan pokok yang harus dipenuhi akibat dari pencari nafkah meninggal di usia yang produktif, antara lain:
  • Dana peutihan, yang digunakan untuk membayar: Biaya penguburan, Rekening-rekening mendiang yang belum dibayar, Hutang-hutang pribadi atau hutang perusahaan milik pribadi, Biaya perawatan sebelum meninggal, Biaya jasa perawatan pengacara dan pelaksana wasiat,Pajak-pajak.
  • Dana Penyesuaian, yang digunakan untuk membayar: Kehidupan keluarga, Biaya pendidikan bagi anak, Biaya kursus yang diperlukan, Modal kerja,dsb.
  • Pendapatan Keluarga, merupakan penghasilan yang dipergunakan khusus untuk memenuhi segala kebutuhan materi suatu keluarga apabila pencari nafkah meninggal pada usia muda.
  • Biaya Hidup Janda/Duda, gunanya untuk: Biaya hidup, Bekal pensiun, Memelihara martabat keluarga dan almarhum/almarhumah.
  • Dana Pendidikan
  • Asuransi Hipotik
  1. Hidup sakit dan hidup terlalu lama, setiap orang yang sakit memerlukan dana penyembuhan dan perawatan sedangkan yang berumur lanjut memerlukan kebutuhan hidup berupa Dana Pensiun.
Ditinjau dari segi mikro peran asuransi jiwa, bagi perseorangan/ rumah tangga adalah: sebagai proteksi, sebagai tabungan, sebagai agunan, sebagai warisan. Bagi dunia usaha(bisnis) untuk: Asuransi orang penting, kelangsungan usaha, program kesejahteraan karyawan.
Asuransi Kumpulan, Biasanya sebagian perusahaan akan menawarkan polis asuransi kumpulan, yang akan memberikan proteksi permanen dimana proteksi asuransi akan terus meningkat seiring dengan berjalannya waktu, dan umumnya akan berubah menjadi polis individu pada sat tertanggung pensiun atau polis berhenti.
Asuransi Jiwa Individu, polis asuransi jiwa individu dapat dikategorikan sebagai asuransi jiwa permanen dan berjangka.


Asuransi Jiwa Permanen, merupakan polis asuransi yang dirancang untuk berlaku seumur hidup. Ada dua macam asuransi jiwa seumur hidup, tergantung dari berapa lama kita harus membayar premi, apakah membayar premi terus-menerus atau membayar premi dalm jangka waktu tertentu saja.
Asuransi Jiwa Berjangka, polis asuransi ini dirancang untuk berlaku selama beberapa tahun, dimana fungsinya dalah memberi proteksi asuransi jiwa jangka pendek atau sementara saja.
Jenis asuransi Jiwa Berjangka:
  1. Asuransi Jiwa Berjangka Tetap
  2. Asuransi Berjangka Menurun
  3. Asuransi Berjangka Meningkat
Premi Asuransi Jiwa, ada 4 elemen yang dikombinasikan untuk menentukan premi asuransi: Risiko, biaya pengeluaran, biaya administrasi, tingkat bunga (jika ada).
Asuransi Jiwa Gabungan, merupakan polis asuransi yang memberikan proteksi kepada lebih dari 1 orang.
Asuransi Jiwa Dwiguna, pada umumnya polis asuransi dwiguna dipergunakan sebagai tabungan selama jangka waktu tertentu yang disertai dengan elemen proteksi. Jangka waktu polis dwiguna umumnya 10,15,20 dan 25 tahun.
Anuitas, jenis asuransi ini dirancang untuk menyediakan penghasilan pada saat pensiun. Dana yang dikumpulkan dari anuitasakan diinvestasikan di obligasi pemerintah atau instrumen pendapatan tetap lainnya,dan pemegang polis tersebut akan mendapat pengembalian modal pokok beserta bunga dari hasil investasi.
Ada 2 jenis Anuitas yaitu Anuitas segera, pembayarannya dilakukan secara berkala dan Anuitas tertunda, pembayarannya dimulai diakhir jangka waktu tertentu.
Unit Linked, merupakan produk asuransi jiwa yang ada unsur investasinya. Dalam produk asuransi jiwa unit linked sesuai dengan prinsip asuransi artinya risiko tertanggung telah dialihkan kepada pihak penanggung, kecuali risiko investasinya.
Asuransi Kesehatan, akan memberikan proteksi terhadap risiko sakit dan kecelakaan. Adanya perubahan gaya hidup meningkatkan kesadaran akan perlunya asuransi kesehatan, banyak yang harus dipertimbangkan dampak dari proteksi kesehatan ketika masa pensiun tiba dan sampai usia berapa proteksi asuransi akan berjalan.
Asuransi Kehilangan Penghasilan Karena Cacat, polis asuransi ini akan memberikan pembayaran bulanan kepada tertanggung untuk menggantikan sebagian dari penghasilan yang hilang karena cacat. Proteksi ini bisa berdasarkan cacat karena kecelakaan saja atau karena kecelakan dan karena sakit. Tertanggung dianggap cacat apabila:
  1. Tidak dapat melakukan sehala jenis pekerjaan (pekerjaan apapun).
  2. Tidak dapat melakukan pekerjaan yang sebelumnya bisa dilakukan.
  3. Tidak dapat melakukan pekerjaannya yang sekarang
Asuransi Penyakit Kritis, pembayaran uang pertanggungan sakit kritis dirancang untuk mengganti biaya pengeluaran perawatan kesehatandan juga biaya pengeluaran yang terus ada jika tertanggung tidak dapat bekerja lagi.

Terimakasih... Semoga Bermanfaat............