4
"Dia... dia... Sadewa Saylendra". Cicitku dengan sambil menunduk.
"Awalnya Jani cuma sekedar tahu aja, dia mahasiswa yang lagi nunggu wisuda dan dia pemilik dan juga salah satu mentor di tempat bimbel Jani. Sudah satu bulan ini Jani dekat dengan mas Dewa. Maaf mas... Jangan bilang bapak ibu dulu ya, Jani deketnya ga macem maccem kok, Jani, sudah seminggu ini Jani menghindar dari mas Dewa, karena Mas Dewa ngotot mau kerumah mau bertemu bapak dan ibu, Jani takut, Jani takut bapak ibu berfikir Jani macem macem dan akhirnya kecewa". Jelasku sambil berurai airmata,aku menjelaskannya dengan tenang meskipun sambil menangis untung saja suasana disekitar sepi. Mas Abi masih saja diam dan hanya memperhatikanku saja, setelah aku selesai bicara, baru mas Abi menegakkan duduknya dan membuka kembali air dan membantuku minum lalu menghapus jejak airmataku.
"Kok malah nangis sih dek, mas hanya menyayangkan aja kenapa dia kasar gitu tadi, selama dekat apa dia juga kasar sama kamu?". Tanya mas Abi.
"Enggak kok, selama kenal dan akhirnya dekat, mas Dewa gak pernah kasar sama Jani, mas Dewa orangnya smart,baik dan penyayang".
"Baru tadi lihat mas Dewa emosi, mungkin kecewa sama Jani, karena Jani nya menghindar gitu". Ucapku sedih.
"Sudah sudah, pulang yuk, ibu pasti nungguin, sudah jam segini tapi belum sampai rumah, nanti di rumah aja kita cari solusi sama sama ya.". Putus mas Abi.
Aku berdiri dan berjalan gontai menuju motor mas Abi.
🐥🐥🐥
"Assalamualaikum...". Ucapku membuka pinutu rumah berbarengan dengan Mas Abi. Ternyata benar mas Abi bilang, ibu sudah nenunggu kedatangan kami berdua di ruang keluarga.
"Waalaikumsalam warrohmatulloh... kok lama nak, ibu sudah nugguin dari tadi, penasaran gimana pengumumannya sayangg, anak cantik, mau ibu telepon takut lagi dijalan,kok b gak ngabarin sih".
Tanya ibu sambil menghampiriku dan menarikku duduk.
"Sabar buk, nafas dulu, baru masuk rumah, hehehe, Alhamdulillah, anak cantik ibu lulus, yeee...". Jawabku sambil memeluk ibu dengan manja.
"Alhamdulillah sayang". Ucap syukur ibu, dengan mata yang berkaca kaca sambil tetap memelukku.
"Kita V-call bapak,dari tadi bapak spam chat ibu tanya gimana hasil pengumuman kamu". Lanjut ibu, sambil mencari dimana smartphone ungu nya diletakkan.
🐥🐥🐥
Sore hari, bapak sudah berada dirumah, bapak rela menempuh 3 jam perjalanan demi makan malam bersama untuk merayakan kelulusanku. Lega sekaligus senang juga haru karena bisa membuat keluarga senyum bangga padaku. Tapi juga sedih, berarti aku harus bersiap berpisah sementara untuk melanjutkan pendidikanku. Meskipun hanya makan malam dirumah, tapi tetap spesial karena ibu dibantu mbak Sus menyiapakan masakan kesukaan kita semua, ada capcay, kolokee, udang tepung dan meskipun ga nyambung dengan menu lainnya akan ada rendang favorit mas Abi. Saat aku membantu mempersiapkan semua, terdengar pintu rumah terketuk.
"Tok.. tok... tok... Assalamualaikum..."
Sambil mengernyitkan dahi kujawab salam " Waalaikumsalam... siapa namu malam malam gini, ya". Kemudian berjalan menuju pintu depan, yang ternyata sudah dibuka terlebih dahulu sama bapak. Oooww waw... aku ingin menghilang saja... langit bisa kau turunkan hujan, aku kan garam, pasti meleleh kalau kena air. Tak kusangka, aku saja shock, apalagi bapak, tetiba datang serombongan keluarga bertamu malam malam.
"Assalamualaikum om, selamat malam". Ulangnya sopan sambil menjabat tangan bapak.
"Waalikumsalam warohmatulloh, selamat malam, mari masuk, silahkan". Ucap bapak tenang sambil mempersilahkan masuk.
Sementara aku yang panik nggak, panik nggak, ya panik laaahhh. Langsung berlari kedalam mencari mas Abi. Tujuan pertama langsung ke kamar mas Abi, kosong, ku berlari terus lari cari mas Abi yang hilang, duh kasiahan aku kasihan. Sampai akhirnya bertemu mas Abi dari arah dapur. Seketika kutarik mas Abi ke taman samping rumah.
"Apasih dek tarik tarik gini".
"Mas... mas... tolongin Jani, ya Allah, harus gimana ini, pengen nangis aja". Ucapku panik sambil berkaca kaca.
"Apasih, yaudah nangis aja". Jawan mas Abi ketus.
"Kok jawabnya gitu, mas tau ngga tamu didepan itu siapa?".
"Enggak, temen bapak kali". Jawab mas Abi jutek.
"Mas dengerin Jani dulu, didepan itu ada dia sama keluarganya, apa coba tau tau datang bawa rombongan, adek harus bilang apa sama bapak ibu mas". Ucapku sambil narik narik ujung kaos mas Abi.
"Ha... woa, gentle banget, lakik emang harus gitu dek, udah jalanin aja, nanti mas bantu bicara sama bapak ibu, ok, udah bilang ibu belum kalau ada tamu". Tenang mas Abi.
"Udah bilang mbak Sus tadi, minta tolong bikin minum, sama siapin camilan". Jawabku lesu.
Tiba tiba suara ibu terdengar dari dalam.
"Dek... Jani, dimana nak?".
"Dalem... iya bu, Jani ada disamping, sebentar". Sambil berlari menghampiri ibu.
"Nah, disini semua ternyata, mas temenin bapak di ruang tamu sana, itu lap dulu mulutnya, bekas makan apasih mas, blepotan kaya gitu, gak cakep mas, ya Allah anak anak ku, ini si ade juga, mau ada tamu kenapa ga bilang nak, malu kita nggak nyiapin apa apa, sana siap siap, ganti baju yang rapih, mana pake baju tidur bocah gitu nak cantik". Ibu mulai nge rap singkat sambil menarikku ke arah kamar.Tidak ada jawaban dari kami, selain menurut apa kata ibu.
Diruang tamu, setelah tadi bapak mempersilahkan tamu tadi masuk.
"Maaf sebelumnya, perkenalkan nama saya Abiyu Mahaputra, ini istri saya Arini dan maksud kedatangan kami ini, saya mewakili putra saya ini ingin......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar